Karawitan Putri Rara Asmoro Meriahkan Bersih Desa di Kalurahan Banjarejo Gunungkidul


Ket : foto kesenian karawitan putri (Rara Asmoro) asal surakarta saat menghadiri Bersih Desa di kalurahan Banjarejo, Tanjungsari Gunungkidul. (31/07/2024)

GUNUNGKIDUL
- suaraindonesia.co// Dalam rangka Bersih Desa/ di Kalurahan Banjarejo, Kapanewon, Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul DIY, Menggelar Kesenian Karawitan Putri (Rara Asmoro) yang berasal dari Surakarta yang dipimpin oleh Sri Harti S. Sn.,M.Sn.

Tidak hanya itu dalam acara Bersih Desa diKalurahan Banjarejo itu juga menampilkan kesenian, Wayang Kulit semalam suntuk, Orkes Dangdut, dan masih ada beberapa kesenian lainya yang juga ikut meramaikan acara tersebut.

Pada tahun ini kedua Pedukuhan tersebut mengadakan kegiatan tahunan berupa  Bersih Desa. pada Rabu, (31/07/2024) dengan menggelar kenduri dan beberapa kesenian Daerah dan kesenian tradisional. sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Di katakan oleh Sri Harti, atau yang akrab dipanggil dengan nama panggung Nyi Kenik Asmorowati, yang juga seorang Dosen di Prodi Seni Pedalangan, ISI Surakarta. pihaknya menyampaikan bahwa acara pentas tersebut di mulai pada pukul 11.00 WIB, sampai dengan pukul 15.00 WIB.

Dalam pentas tersebut pihaknya menghadirkan gending-gending dan tembang jawa tradisional serta modern yang digarap apik, oleh wiyaga-wiyaga Rara Asmoro yang keseluruhan personelnya adalah Wanita.

"Kesenian Karawitan, Rara Asmoro dibentuk sejak Desember 2010. Adapun anggotanya yang terdiri dari beberapa dosen, mahasiswa, serta alumni ISI Surakarta.

Tidak hanya itu biasanya Karawitan Putri Rara Asmoro ini juga sering mengiringi setiap pertunjukan wayang kulit yang digelar oleh Nyi Kenik Asmorowati, namun sekarang Rara Asmoro juga menerima job "klenengan/uyon-uyon ataupun mengiringi pahargyan." Ujar nyi kenik.

" Pada pentas kali ini, ikut bergabung mahasiswi dari Jepang yang juga belajar memainkan gamelan.'' Terangnya

Harapan kedepan semoga dengan Bersih Desa tahun ini kesenian tradisional karawitan terus berkembang dan muncul praktisi-praktisi karawitan handal dari padukuhan Wonosobo I dan II, “Supaya gamelan Mbah Kamidi ada yang menabuh”,  tutur Kenik Asmorowati.''

[Redaksi]

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama