Mahasiswa Dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Kembali Meraih Juara 1 Lomba Lukis Peksiminas XVII


SURAKARTA- suaraindonesia.co// Thirza Achmad Canizza mahasiswa semester VII, Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta berhasil mempersembahkan Juara 1 untuk Tangkai Lomba Lukis dalam Peksiminas XVII (Pekan Seni Mahasiswa Nasional ) 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 2–6 September 2024 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).


Peksiminas adalah puncak kegiatan kemahasiswaan di bidang pengembangan bakat dan minat dalam bidang seni tingkat nasional. Peksiminas merupakan kegiatan yang berkesinambungan guna memberikan wadah bagi mahasiswa dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan praktis mahasiswa dalam bidang seni, baik seni suara, seni pertunjukan, seni sastra, maupun seni rupa.


Thirza berkesempatan mewakili BPSMI (Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia) Provinsi Jawa Tengah pada Peksiminas XVII setelah berhasil meraih Juara 1 dengan menyisihkan 22 kontestan dari kampus lain yang ikut berkompetisi dalam Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) 2024 di Kampung Budaya Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang.


28 peserta mewakili Perguruan Tinggi dan Provinsinya masing-masing langsung menunjukan kemahiran melukis di hadapan ketiga dewan juri yakni Tubagus Sumana dari Bekasi, Teresia Agustina Sitompul dari Yogyakarta, Wily Himawan dari Bandung. Kegiatan dilaksanakan dari pagi hingga sore di UNJ Sport Complex, Kampus B, Universitas Negeri Jakarta pada Rabu, (4/9/2024).


Thirza adalah mahasiswa semester VII dengan minat studi lukis oleh teman dan dosennya dikenal sebagai mahasiswa yang “slenge’an” atau suka bercanda, namun dalam berkarya dan belajar dia gak pernah bercanda, serius dan selalu optimis, disisi lain dia merupakan mahasiswa yang teguh dengan prinsip terlebih terkait kebahagiaan orang tua. 


Di sisilain selain ia dikenal sebagai orang suka bercanda, suka silih berganti menirukan logat bahasa daerah tertentu. Thirza merupakan mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap karakteristik daerah, baik itu mitos, foklor, maupun petuah-petuah nusantara. Mengangkat perihal produk budaya, symbol, dan mengambil spirit dari petuah Jawa menjadi konsentrasi utama dalam membangun konsep penciptaan karya, baik secara visual maupun non visual.


Dosen pembimbing Yulianto, M. Sn, dari Program Studi Seni Murni, menyampaikan dalam membimbing Thirza tak ubahnya berpetualang mendaki gunung. Seiring berjalannya waktu motivasi berkarya dengan kecenderungan visual bergaya dekoratif mulai hadir menjadi bahan diskusi yang serius. Selengeannya mulai berubah tatkala saya temukan tentang sisi lain dari proses penciptaannya dan saya tawarkan pula kepada Thirza sebagai tantangan untuk dipecahkan. Sketsa demi setsa dikirmkan ke saya untuk menjawab tantangan yang saya berikan. Hingga akhirnya menemukan karakter yang sesuai mewakili pribadi dan pandangan hidupnya untuk diaplikasikan dalam karya seni. 


Ada beberapa mahasiswa yang direkomendasikan oleh pimpinan prodi untuk mengikuti Peksiminas. Namun pada akhirnya terpilih Thirza untuk dikonsentrasikan menjadi peserta kompetisi tangkai lukis di tingkat daerah maupun nasional. Pada ranah visual saya terpikat pada kekuatan garis, kemampuan teknis dalam mengolah cat akrilik, sedangkan pada ranah non visual saya tertarik atas keberaniannya dalam mengungkapkan setiap gagasan pewujudan visual baik itu metafor maupun simbol. 


“Saya yakin kelak Thirza mejadi perupa yang luarbiasa nantinya, jangan segan untuk berbagi ilmu, jangan ragu dalam menelusuri kekayaan nusantara, sebab di situlah saya melihat Thirza mampu menemukan jawaban-jawaban atas kegelisahan hidup demi menjadi insan yang lebih bijak,” pungkas Pak Yuli. (an/yul).


[Humas (ISI) Solo)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama