foto : Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan Gedung Kampus Terpadu Tahap II, Universitas Widya Mataram UWM.
YOGYAKARTA - www.suaraindonesia.co// Diresmikannya Gedung Kampus Terpadu Tahap II, Universitas Widya Mataram (UWM), diharapkan mampu meningkatkan kontribusi secara nyata dalam pembangunan di Indonesia. Yaitu, menjadi universitas berbasis budaya yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peresemian Kampus Terpadu Tahap II UWM ini berlangsung di Pendopo Agung UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman, pada Sabtu, (22/02/2025). Dalam acara tersebut dilakukan Penandatanganan dan Penyerahan Berita Acara Serah Terima dari PT Nindya Karya kepada Ketua Yayasan Mataram dan Rektor UWM yang disaksikan langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dalam sambutannya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan bahwa upaya pemajuan perguruan tinggi sudah seharusnya tidak hanya ditentukan oleh hardware berupa gedung modern maupun peralatan canggih, berupa sarana teknologi. Tetapi juga, harus ditunjang oleh brainware system, seperti manajemen yang bisa merangsang dinamika lembaganya sendiri, yang kesemuanya embodied pada faktor sumber daya manusia," Ujar Sri Sultan.
Sri Sultan juga menjelaskan, bahwasannya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sesungguhnya, adalah produk budaya suatu bangsa. Oleh karena itu, IPTEK akan tepat-guna, jika ditempatkan dalam konteks budaya.
“Ini akan membawa konsekuensi, bahwa perkembangannya hanya dapat berlangsung, berkat dukungan unsur-unsur budaya. Jika tanpa dukungan budaya handarbeni, misalnya critical thinking, budaya literasi, etika akademik, atau budaya publikasi dan diseminasi ilmiah, maka ilmu pengetahuan dan teknologi sulit mendapatkan iklim lumintu atau sustainable,” ungkap Sri Sultan.
Adapun pada pembangunan Gedung Terpadu Tahap II, terdapat dua Gedung yang telah dibangun, yaitu Gedung Piwulang 1 dan 2 yang menyatu dalam satu gedung. Selain itu, juga satu gedung religious center atau yang diberi nama Gedung Widya Nusantara, dimana nantinya akan digunakan sebagai tempat diskusi dan kajian lintas agama." Pungkas Gubernur DIY. **
[Redaksi]
Posting Komentar