SURAKARTA - suaraindonesia.co|| Bima Bothok atau Sena Bumbu, merupakan lakon wayang kulit yang digelar pada sabtu, (25/0/2024) di lapangan Hotel Pondok Tingal Borobudur, Kabupaten Magelang oleh dalang ki Hazel Abirama Arrafi mahasiswa Prodi Seni Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Surakarta semester 4.
Prodi Seni Pedalangan ISI Surakarta pada kesempatan kali ini bekerja sama dengan Hotel Pondok Tingal sebagai bentuk program kerjasama budaya dengan Dunia Industri (Dudi).
" Menurut Kaprodi Pedalangan ISI Surakarta Ibu Sri Harti S.Sn., M. Sn pentas malam ini merupakan pentas kerjasama budaya yang berkelanjutan, setiap setahun sekali Prodi Seni Pedalangan mendapatkan jatah untuk mempertunjukkan Pagelaran wayang kulit di Pondok Tingal sendiri.
Sudah mengadakan pagelaran wayang yang ke 301, dimana sudah menampilkan banyak dalang dari berbagai daerah baik dari DI Yogyakarta dan Jawa Tengah sebagai ajang pelestarian seni dan budaya terutama wayang kulit.
Di acara Pagelaran tersebut, hadir bapak Muhammad Faisal sebagai Dewan Presidium Pondok Seni dan Budaya Boediharjo, Bapak Muhammad Reza sebagai Direktur Hotel Pondok Tingal Borobudur Magelang, Dr. Dra Tatik Harpawati, M.Sn selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta, dan beberapa dalang di antaranya Ki Susilo Handoyo, S.Sn. dalang dari Magelang, dan Ki Parjoyo dari Yogyakarta.
Kajur Pedalangan, Dr. Bagong Pujiono, M.Sn. dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Pondok Tingal yang terus menjalin kerjasama dengan ISI Surakarta. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan dokumen kerjasama IA (Implementasion Agreement) antara Hotel Pondok Tingal Borobudur dengan Prodi Seni Pedalangan.
" Sementara lain Menurut Sri Harti yang akrab disapa Kenik Asmorowati yang juga dalang perempuan ini, setiap kali pentas Kerjasama akan menampilkan karya dari kreativitas Mahasiswa, dengan dalang ditunjuk dari prodi, didukung oleh pengrawit dan sindhen dari mahasiswa Prodi Seni Pedalangan dan Prodi Karawitan, sekaligus sebagai ajang promosi agar Prodi Seni Pedalangan ISI Surakarta lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Tolak ukur budaya masih lestari yakni masyarakat turut serta menjaga dan melestarikannya baik dengan sering diadakannya pagelaran maupun kerjasama-kerjasama dengan berbagai pihak," pungkas Kaprodi Pedalangan yang juga Dosen dan Dalang putri dari Surakarta tersebut. **
[ Saparjan, SH ]
Posting Komentar