Guna Peringati Hari Sampah Nasional Bupati Gunungkidul Terbitkan Surat Edaran Nomor 10 Tahun 2024

Foto : Bupati Gunungkidul Sunaryanta terbitkan surat edaran nomor 10 tahun 2024 tentang gerakan gaya hidup sadar sampah.

GUNUNGKIDUL - www.suaraindonesia.co// Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 yang jatuh pada 21 Februari 2025 Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menerbitkan Surat Edaran Nomor 10 Tahun 2024 tentang Gerakan Gaya Hidup Sadar Sampah. Surat edaran ini bertujuan untuk menanggulangi permasalahan sampah secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Gerakan ini menekankan pentingnya perubahan gaya hidup dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab. Bupati Gunungkidul menegaskan bahwa penyelesaian masalah sampah harus dimulai dari pencegahan timbulan sampah, memilah sampah dari sumbernya, hingga memanfaatkan kembali sampah yang masih bernilai ekonomi. Beberapa poin utama dalam gerakan ini meliputi.

Pencegahan sampah menjadi langkah strategis dalam membangun kebiasaan sadar sampah. Setiap individu diharapkan mulai mengurangi penggunaan produk, wadah, dan kemasan sekali pakai, khususnya plastik sekali pakai. Contohnya:
Tidak menggunakan sedotan plastik.
Menghindari kantong plastik saat berbelanja.
Tidak memakai wadah plastik foam (styrofoam) untuk makanan.
Menggunakan alat makan/minum yang dapat digunakan kembali.
•Membawa kemasan sendiri saat membeli makanan dan minuman.

Dengan memilah sampah, masyarakat dapat mendukung ekonomi sirkular serta mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sampah yang masih memiliki nilai ekonomi, seperti plastik, kertas, logam, dan kaca, dapat:
Disalurkan ke Bank Sampah atau jasa pengumpul sampah.
Disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan.
Dimanfaatkan kembali melalui berbagai metode daur ulang.
Sementara itu, sampah organik seperti sisa makanan dan bahan yang mudah terurai dapat dikomposkan di rumah menggunakan metode sederhana.

"Dengan menghabiskan makanan yang telah diambil, setiap individu sudah berkontribusi dalam menyelesaikan 50% permasalahan sampah dari sumbernya. Oleh karena itu, budaya mengambil makanan secukupnya dan menghabiskannya tanpa sisa harus menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Sisa makanan yang tidak bisa dikonsumsi lagi sebaiknya dikomposkan dengan metode yang mudah diterapkan di rumah. Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain:
Komposter ember atau gerabah.
Keranjang Takakura.
Lubang resapan biopori.
Proses fermentasi menjadi eco-enzyme.
Dengan cara ini, sampah organik dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat bagi lingkungan.

Gerakan ini mengajak seluruh masyarakat Gunungkidul untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Selain di tingkat rumah tangga, budaya sadar sampah juga diharapkan diterapkan di tempat kerja, sekolah, dan berbagai institusi lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Bupati Gunungkidul mengimbau agar gerakan ini dapat segera ditindaklanjuti oleh seluruh elemen masyarakat. Dengan kesadaran dan partisipasi bersama, mengatasi permasalahan sampah secara lebih efektif demi masa depan yang lebih baik," Ujarnya.

Surat edaran ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Besar Sertifikasi Elektronik (BSrE), Badan Siber dan Sandi Negara. **

[ Redaksi ]

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama